Nakita.id – Penyakit rematik asam urat merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan dan rasa panas di area persendian.
Bagian sendi yang paling sering terkena asam urat adalah sendi jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki.
Ternyata, menurut penelitian laki-laki lebih rawan terkena asam urat dibandingkan perempuan, terutama saat berusia lebih dari 30 tahun.
Pada dasarnya, kita dapat meminimalisasi risiko penyakit asam urat, di antaranya dengan menghindari makanan yang mengandung kadar purin tinggi.
BACA JUGA: Miris, 6 Artis Bollywood Terkenal ini Jadi Miskin di Ujung Usia
Makanan berkadar purin tinggi antara lain, daging merah, jeroan, ikan berminyak, dan makanan laut.
Lalu, kita pun harus menghindari minuman manis yang kaya akan kandungan gula dan juga makanan ringan.
Selain itu, kita perlu menjaga berat badan yang sehat, ikuti diet yang seimbang; berolahraga secara teratur, serta mencoba aktivitas yang tidak terlalu mengganggu persendian.
Aktivitas yang tak terlalu berisiko terhadap persendian salah satunya adalah berenang.
Oh iya Moms, jangan lupa untuk memperbanyak minum air putih demi mengurangi risiko pembentukan kristal asam urat di sendi.
Kemudian, kurangi juga konsumsi minuman beralkohol. Pengaturan pola makan ini bukanlah sarana pengobatan, tapi dapat membantu mengurangi gejala.
Purin dan Rematik Asam Urat
Rematik asam urat menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri pada sendi, terutama pada jempol kaki.
Peradangan sendi ini disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat, yaitu limbah alami tubuh.
Asam urat tercipta saat tubuh memecah bahan kimia yang dikenal dengan purin. Purin diproduksi secara alami di dalam tubuh dan juga ditemukan pada makanan tertentu.
Jika ginjal tidak menyaring cukup asam urat, atau tubuh memproduksi asam urat terlampau tinggi, hal itu dapat berubah menjadi kristal.
BACA JUGA: Berikut Kronologis Wafatnya Advent Bangun, Aktor Laga Populer 1980-an
Jika kristal tersebut masuk ke ruang antara persendian, maka dapat menyebabkan peradangan yang menyakitkan, kemerahan, dan bengkak.
Panduan Konsumsi Makanan
Rematik asam urat dapat ditangani dengan lebih banyak mengonsumsi makanan tertentu, selain membatasi konsumsi makanan serta minuman kaya purin.
Batasi konsumsi daging merah: daging sapi, daging kambing dan daging bebek. Jeroan seperti hati, otak, ginjal, jantung.
Juga, beberapa jenis ikan seperti sarden, tuna, makarel.
Hindari bir, makanan laut dan makanan-makanan manis, serta minuman ringan yang tinggi kadar gula buah atau fruktosanya.
Makanan mengandung ragi seperti roti pun harus dikurangi.
Perlu diingat, beberapa sayuran seperti bayam, jamur, kembang kol, kacang polong, kacang panjang, kacang merah, memang mengandung purin yang tinggi.
Namun bahan makanan itu tidak meningkatkan risiko rematik asam urat.
Perbanyak konsumsi buah-buahan, seperti jeruk, melon, apel, sayuran hijau, wortel, dan tomat.
Pastikan asupan cairan yang cukup membantu mengurangi pembentukan kristal di sendi.
Usahakan minum air minimal dua liter per hari. Namun, mungkin pula kita memerlukan lebih banyak hingga 3-3,5 liter per hari.
Tergantung pada berat badan dan seberapa sering kita berolahraga.
Perbanyak sumber karbohidrat yang lebih kompleks seperti kentang dan beras merah. Juga, mengonsumsi produk susu rendah lemak.
BACA JUGA: Ingat Penty Pemeran Misteri Ilahi? Kini Sosoknya Semakin Anggun
Selain memperbarui pilihan makanan, penting bagi pengidap rematik asam urat untuk menjaga berat tubuhnya dengan berolahraga secara teratur.
Hal ini dikarenakan obesitas juga bisa menjadi faktor risiko utama penyakit rematik asam urat.
Itulah dia Moms penjelasan mengenai rematik asam urat dan panduan makanan bagi penderita asam urat.
Mulai dari sekarang, jaga kesehatan, asupan makanan, dan rutin berolahraga ya Moms agar rematik asam urat tidak kambuh dan kita bisa menghabiskan waktu banyak bersama keluarga. (*)
Artikel ini pernah dimuat di Kompas.com dengan judul “Pilihan Makanan untuk Pengidap Rematik Asam Urat”
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR