Dilansir dari Independent, sesuai kodratnya, transgender yang mengubah jenis kelaminnya dari pria sebagai wanita tetap tidak memiliki rahim.
Walau operasi perubahan jenis kelamin dilakukan, tapi anatomi asli tubuh pria tidak dilengkapi dengan rahim.
Menyuntikkan hormon estrogen dan progesteron bisa dilakukan untuk membantu transwomen memiliki bentuk payudara yang membesar, tapi tidak membuat mereka punya rahim.
Jadi, secara alamiah, meski telah mengubah bentuk organ intimnya, transgender dari pria ke wanita tidak akan bisa hamil karena tidak punya rahim.
Walau begitu, sebuah penelitian lanjutan menyebutkan bahwa transplantasi rahim bisa saja dilakukan.
Dr. Richard Pulson dari American Society for Reproductive Medicine mengatakan bahwa tidak ada alasan anatomi yang menghalangi operasi transplantasi rahim pada transgender pria ke wanita.
Pulson mengatakan bahwa tulang panggul laki-laki dan perempuan memang berbeda.
Namun, bukan berarti pada laki-laki tidak ada rongga atau ruang untuk menempelkan rahim.
Memang saat ini masih dikaji ulang, tapi kemungkinan transgender untuk segera memiliki rahim masih terbuka, tentu bukan dalam waktu dekat ini.
Source | : | independent,Intisari |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR