Gejala Kehamilan Ektopik
Tiga tanda dan gejala klasik kehamilan ektopik yang bisa Moms waspadai antara lain nyeri perut saat hamil muda, tidak adanya periode menstruasi (amenore), dan perdarahan vagina atau perdarahan intermiten (bercak).
Namun, sekitar 50% wanita dengan kehamilan ektopik tidak selalu merasakan ketiga tanda tersebut.
Gejala khas ini terjadi pada kehamilan ektopik yang pecah (yang disertai dengan perdarahan internal yang parah) dan kehamilan ektopik yang tidak pecah.
Namun, walaupun gejala ini khas untuk kehamilan ektopik, bukan berarti kehamilan ektopik selalu ada dan dapat mewakili kondisi lain.
Bahkan, gejala tersebut juga muncul dengan ancaman aborsi (keguguran) pada kehamilan non ektopik.
Tanda dan gejala kehamilan ektopik biasanya terjadi enam hingga delapan minggu setelah periode menstruasi normal terakhir.
Tetapi bisa terjadi kemudian jika kehamilan ektopik tidak terletak di tuba Fallopii.
Gejala kehamilan lainnya (misalnya, mual dan ketidaknyamanan pada payudara, dll.) juga dapat muncul pada kehamilan ektopik.
Rasa lemah, pusing, dan ingin pingsan saat berdiri dapat (juga disebut hampir sinkop) menjadi tanda perdarahan internal yang serius dan tekanan darah rendah akibat ruptur kehamilan ektopik dan memerlukan perhatian medis segera.
Source | : | medicinenet.com |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR