Nakita.id - Pada setiap tubuh bayi dan anak masih belum memiliki imunitas yang kuat dan cenderung lemah.
Sistem imun atau daya tahan tubuh sangat diperlukan untuk membuat tubuh tidak mudah terserang penyakit.
Apalagi bayi dan anak-anak lebih mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.
Baca Juga: Hoax atau Fakta? Ini Penjelasan Dokter Anak Soal Imunisasi dan Vaksinasi MMR Menyebabkan Autisme
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak belum memiliki daya tahan tubuh yang kuat.
Anak dan bayi masih rentan sakit karena kekebalan tubuhnya belum terbentuk dengan sempurna.
Karena itu lah untuk mendapatkan perlindungan yang maksimal pada tubuh dari virus yang berisiko, Si Kecil perlu dilakukan imunisasi dan vaksinasi dasar anak.
Dalam melakukan imunisasi dan vaksinasi, Moms juga perlu mengikuti tahapan imunisasi yang sesuai dengan pertumbuhannya.
Salah satu vaksin yang wajib dilakukan adalah vaksin rotavirus.
Vaksin rotavirus sendiri merupakan jenis vaksin untuk mencegah diare yang
disebabkan oleh virus rotavirus.
Hal ini dijelaskan oleh Dr. dr. Debbie Latupeirissa, Sp.A (K)
Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi & Tropis Anak, RS Pondok Indah - Bintaro Jaya saat dihubungi Nakita.id Jumat, (05/02/21).
"Vaksin rotavirus berisi virus hidup yang dilemahkan dan dapat mencegah diare yang disebabkan oleh virus rotavirus," jelasnya.
Terdapat dua jenis Vaksin Rotavirus (RV) yang telah ada di pasaran yaitu
vaksin monovalen dan pentavalen.
Vaksin pentavalent
Vaksin RV5 merupakan vaksin pentavalent yang mengandung virus rotavirus hidup, berbentuk cairan yang diberikan melalui mulut.
"Vaksin ini dilakukan untuk mencegah rotavirus gastroenteritis pada bayi yang disebabkan oleh 5 serotipe RV (G1,G2,G3,G4,G9)," ujarnya.
Tak bisa diberikan sembarangan, vaksinasi rotavirus ini diberikan sebanyak 3 dosis.
"Vaksinasi ini diberikan 3 dosis, dosis pertama pada usia 6-12 minggu dan dosis berikutnya dengan interval 4-10 minggu setiap dosisnya. Dan harus selesai pada usia 32 minggu," ujar dr. Debbie.
Vaksin Monovalent
Jenis vaksin lainnya adalah dalam bentuk monovalent berisi RV tipe G1.
"Vaksin (monovalent ini) diberikan secara oral. Pemberian dalam 2 dosis pada usia 6 minggu dengan interval minimal 4 minggu dan harus selesai pada umur 24 minggu," jelas dr. Debbie.
Tak berbeda dengan beberapa vaksin lainnya, efek atau kejadian ikutana pasca imunisasi yang terjadi pada anak biasanya sama.
"Kejadian ikutan pasca imunisasi yang dapat terjadi adalah diare, muntah dan demam," tambahnya.
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR