Nakita.id - Kolik merupakan masalah kesehatan yang sering dialami oleh bayi dan terkadang membuat Moms panik.
Sebelum panik, tak ada salahnya Moms dan Dads mencari tahu masalah kesehatan yang sering dialami oleh bayi ini.
Ketika diwawancarai Nakita.id pada Sabtu (23/1/2021), dr. Reza Abdussalam, Sp.A, Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RSIA Brawijaya Antasari menjelaskan kolik pada bayi.
Baca Juga: Jangan Langsung Panik Ini 3 Cara Mengatasi Bayi Menangis, Yuk Catat Apa Saja!
Apa itu kolik?
"Kolik atau nyeri pada bayi adalah masalah kesehatan yang sering diasosiasikan dengan gangguan pada saluran cerna," jelas dokter Reza.
Dokter Reza mengatakan sebenarnya kolik banyak hal penyebabnya, mungkin karena kehausan, ingin minum ASI, ngompol, iritasi ini juga bisa bikin anak jadi kolik dan nyeri.
"Jadi masalah nanti kalau kondisi nyeri tersebut atau kolik disertai dengan gejala demam, muntah, atau diare. Kalau kejadian seperti itu segera bawa ke dokter," lanjutnya.
Kemudian, dokter Reza menjelaskan kalau kolik pada bayi biasa terjadi pada 2 minggu - 4 bulan dan ditandai kondisi anak menangis hebat.
"Sampai kejadian dua kaki dan tangan diangkat ke atas perut, tangan mengepal, dan wajah kemerahan. Ini terjadi saat malam hari terutama menjelang tidur," sambung dokter Reza.
Penyebab kolik
Dokter Reza mengatakan penyebab pertama kolik adalah kondisi organ atau lainnya.
"Lainnya biasanya berhubungan dengan anak lapar, haus sehingga (ibu) harus memberikan ASI lebih rutin, anak kurang tidur mungkin kurang nyaman dengan lingkungannya, itu harus diatasi dulu. Termasuk juga BAB dan urin yang sudah dibereskan," paparnya.
Kolik sendiri penyebabnya biasanya dihubungkan dengan kejadian di saluran cerna - riwayat alergi terutama alergi susu sapi.
"Maka harus dievaluasi apakah ada riwayat alergi terutama orangtua atau keluarga dekatnya, biasanya akan dievaluasi apakah ada gejala lain.
Baca Juga: Ini Cara Meredakan Kolik pada Bayi dengan Cepat dan Aman, Coba Buds Organics Calming Rub Cream!
Biasanya ditemukan adanya ruam di kulit terutama pipi bayi merah dan bersisik," jelas dokter Reza.
Penyebab kedua adalah intoleransi laktosa. Dokter Reza mengatakan ada enzim di dalam usus di mana pada bayi fungsinya itu belum optimal.
"Karena asi itu ada laktosanya dan berlebihan akhirnya laktosanya tidak bisa diserap dengan bagus.
Biasanya anak dengan kolik ditandai kalau curiga memang karena laktosa adalah gejala sering BAB dengan feses yang encer dan berbau asam, daerah sekitar kulit ada kemerahan dan tampak perutnya kembung," ucap dokter Reza.
Penyebab ketiga adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) - kondisi yang sering dijumpai pada bayi yang biasa kita sebut gumoh.
"Ini sebenarnya lazim di mana antara kerongkongan dan katup belum sempurna sehingga kadang kalau lambung terisi susu dan katupnya terbuka dan akhirnya ada susu yang keluar.
Kalau dia keluar akan mengakibatkan iritasi di kerongkongan dan ini akan menyebabkan anak jadi kolik," ujar dokter Reza.
Baca Juga: Mengenal 'Purple Crying' pada Si Kecil dan Cara Mengatasinya
Penanganan kolik
Dokter Reza mengingatkan hal yang paling penting untuk menangani kolik pada bayi adalah bonding.
"Kalau anak menangis idealnya digendong supaya terjalin bonding supaya harmonis antara ibu dan bayinya dan kalau bisa lingkungan pun mendukung.
"Ibunya jangan suka marah-marah, bapaknya bantu ngurus si bayi untuk mengurangi kondisi kolik ini," pungkas dokter Reza.
Baca Juga: Kenali Tangisan Bayi, Ada yang Menandakan Kolik! Jangan Sampai Salah Menangani Ya, Moms
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR