Beban Emosional dan Finansial Semakin Ringan Jika #AyahSIAP Ubah Stigma Buruk Tentang 'Stay at Home Dad'
Nakita.id - Nyaris seluruh negara di dunia sedang memerangi pandemi Covid-19.
Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 memiliki dampak yang tak main-main.
Bukan cuma kesehatan, finansial keluarga pun tidak luput kena efek wabah virus corona.
Belakangan kabar karyawan yang dirumahkan semakin akrab di telinga.
Begitu juga di Indonesia, apakah Dads salah satunya yang merasakan dampak PHK?
PHK tentu membuat Dads yang belum mendapat pekerjaan pengganti kini mau tak mau harus menyandang status sebagai "stay at home dad".
Stigma buruk tentang "stay at home dad" sering kali membayang-bayangi.
Ada yang beranggapan seorang ayah di rumah hanya sibuk nonton pertandingan basket atau bola, main gim, hingga tidur sepanjang hari.
Namun, mulai sekarang #AyahSIAP meruntuhkan anggapan miring menjadi "stay at home dad".
Baca Juga: 5 Tips Mudah Jadi #AyahSIAP Saat Hadapi Anak Remaja hingga Membentuk Hubungan yang Lebih Hangat
Tanpa merasa berkecil hati, Dads tetap bisa menyokong berjalannya rumah tangga, lho.
Melansir dari Healthline, "stay at home dad" bisa memiliki waktu bonding lebih fleksibel dengan Si Kecil di rumah.
American Academy of Pediatrics mengatakan bahwa Ayah yang terlibat dalam tugas domestik akan berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan anak-anak mereka.
Ingat, anak juga butuh kehadiran orangtua secara utuh bukan hanya uang jajan atau mainan kesukaannya saja.
Dengan naluri siap siaga, Dads juga menjadi pahlawan pertama ketika Si Kecil sakit.
Selain itu, anggaran rumah tangga juga tidak habis begitu saja hanya untuk membayar pengasuh anak.
Baca Juga: Jadi #AyahSIAP Gantikan Moms Temani Anak Memasak Bersama, Bisa Jadi Rutinitas Seru yang Bermanfaat
Bukan hanya dengan Si Kecil saja, kemesraan Moms dan Dads akan senantiasa terjaga.
Tetap pegang teguh landasan berumah tangga yaitu kerja sama tanpa merendahkan pasangan.
Adanya kerja sama yang kompak antar anggota keluarga tersebut membuat tantangan finansial dan emosional yang Dads pikul akan terasa lebih ringan.
Jika Dads merasa ingin melanjutkan pekerjaan, pertimbangkan untuk memulainya dengan bekerja paruh waktu.
Usahakan, untuk tetap berbagi peran dengan Moms, ya!
Meskipun selalu ada di rumah, Moms dan Dads diwajibkan untuk merotasi tugas-tugas rumah tangga selama satu minggu.
Nah, dengan keputusan-keputusan yang sudah disepakati secara internal, Dads perlahan bisa mengubah stigma "stay at home dad" yang tidak melulu buruk.
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR