Nakita.id - Perubahan emosi memang normal terjadi pada setiap ibu hamil.
Namun, emosi yang berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan mental Moms.
Untuk itu, sebisa mungkin kita harus menangani emosi sendiri dan mungkin juga Moms butuh bantuan orang lain.
Salah satunya dukungan dari suami ataupun keluarga yang berada di sekitar kita.
Kondisi emosi yang tidak stabil pada ibu hamil muda juga dapat disebabkan oleh perubahan metabolisme, stres, kelelahan, ataupun kondisi lain yang dialami oleh tubuh saat hamil.
Harus diakui, meski kehamilan merupakan kabar yang menggembirakan, namun beragam kondisi yang dialami ibu hamil muda seperti mual dan muntah, tentu tidaklah ringan.
Hal ini juga yang dapat membuat ibu hamil muda mudah sekali khawatir mengenai kondisi kesehatan bayi dan dirinya.
Ada pula ibu hamil muda yang merasa takut disebut calon ibu yang buruk, jika mereka mengungkapkan emosi negatif.
Namun, tidak perlu panik menghadapi kondisi emosional ibu hamil muda.
"(Memberikan) support system dari lingkungan sekitar kita, memang memberikan suasana yang nyaman untuk si ibu hamil.
Cobalah dengan cara mendukung (apa yang dilakukan ibu hamil), apa keluhannya di dengarkan, walaupun tidak semua keinginannya harus dipenuhi.
Karena kita juga harus memberikan pengertian-pengertian yang baik pada ibu hamil," ungkap dr. Ni komang Yeni Dhanasari, SpOG dari Health360 Indonesia saat dihubungi Nakita.id Selasa, (22/09/20).
Dukungan dari suami atau pasangan itu sangat diperlukan untuk setiap ibu hamil.
Tak hanya suami, keluarga atau siapapun yang ada di rumah semua harus membangun support system yang baik untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dirasakan.
Namun usaha-usaha tersebut tidak hanya datang dari orang sekitar, namun juga dari diri sendiri.
Diungkapkan oleh dr. Ni Komang, untuk ibu hamil sendiri harus ada pengalihannya yang ia lakukan juga.
"Dia sendiri harus bisa mengalihkan perhatian. Jangan sedih terus diikutin terus sedihnya. Dia harus punya cara untuk memikirkan yang lain. Misalnya, ya coba membereskan rumah, menata baju, atau membaca dan menyiapkan persiapan selama kehamilan," ungkapnya.
Memang yang paling banyak dialami ibu hamil semasa kehamilannya adalah depressi dan kecemasan.
"Mental health pada ibu hamil itu sangat penting, karena tujuannya juga untuk perkembangan janinnya. Hati-hati ketika keadaan kecemasan apalagi sampai terjadi depresi. (Depresi) banyak memicu terjadinya bunuh diri pada ibu hamil, dan itu angkanya di dunia cukup besar," jelasnya.
Untuk ibu hamil sendiri akibatnya akan sangat membahayakan. Dia jadi tidak memelihara kehamilannya dengan baik, karena dirinya tidak nyaman.
Contoh lainnya, ibu hamil bisa jadi mengurung diri dan jadi tidak mau makan.
Tentunya nanti bayi pun lahir tidak sesuai perkembangannya itu sangat berbahaya.
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR