Dari nama samaran itu Sudirman lebih leluasa untuk mengundang kurir-kurir yang berkaitan dengan strategi perjuangan gerilya.
Surat-surat yang dibuat Sudirman sangat menentukan strategi perang gerilya terkait serangan umum 1 Maret 1949.
Saat pasukan Sudirman sedang bergerilya, di Yogyakarta dilancarkan serangan umum yang dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret 1949.
Adanya serangan umum ini menunjukkan pada dunia internasional bahwa Indonesia dan kekuatan militernya masih ada.
Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Himpunan, Materi Belajar dari Rumah TVRI Jenjang SMP Kamis 23 Juli 2020
Dan membuktikan kebohongan Belanda yang menyatakan Republik Indonesia dan TNI telah hancur. Hal ini yang menyebabkan terpojoknya Belanda dalam percaturan politik dunia hingga terjadi perjanjian Roem-Royen 7 Mei 1949.
Sementara itu pasukan gerilya yang dipimpin Panglima Besar Jenderal Sudirman masih melanjutkan perjalanan hingga menemukan tempat yang dirasa aman yaitu Dukuh Sobo, Desa Pakis, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan.
Pasukan Jendral Sudirman menetap cukup lama di tempat ini pada April-7 Juli 1949. Sebagai markas Komando digunakan rumah milik Karso Sumito.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR