Wiput mengungkapkan bahwa orang Thailand dan orang-orang di Asia Tenggara lebih rentan terhadap beberapa kasus serius demam berdarah daripada orang dari benua lain.
"Jika sistem kekebalan tubuh kita terhadap demam berdarah sangat buruk, mengapa sistem kekebalan tubuh kita terhadap Covid-19 tidak lebih baik?" ujarnya.
Lockdown ketat
Thailand melakukan lockdown pada Maret. Hal itu mematikan bisnis, sekolah, dan pariwisata.
Lockdown di Thailand termasuk melarang penerbangan masuk pada bulan April.
Meski hal itu membuat perekonomian Thailand menyusut hingga 6,5 persen tahun ini, tapi hal itu telah menekan penyebaran virus corona.
Transmisi domestik mereda. Kasus di Thailand terjadi dari orang-orang yang baru datang dari luar negeri.
Orang-orang yang datang dari Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat menjadi orang yang terinfeksi. Hal itu terasa setelah Thailand melonggarkan lockdown.
Thailand kembali menerima orang asing. Tetapi dengan adanya pendatang baru risiko penularan meningkat.
Pada minggu ini, seorang pilot militer Mesir dikonfirmasi telah dinyatakan positif mengidap virus corona setelah ia melanggar karantina dan mengunjungi pusat perbelanjaan di kota pantai Thailand.
Karena hal itu sekolah di Thailand sekarang mulai ditutup kembali.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Infeksi Virus Corona di Thailand Rendah, Apa Penyebabnya?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR