Bisa jadi, apabila virus tersebut mengubah cara infeksinya terhadap sistem imun atau membuatnya lebih resisten terhadap pengobatan.
Mutasi juga bisa menjadi penyebab sebuah penyakit menyebar dengan luas pada populasi dengan tingkat keparahan yang beragam.
Namun, mutasi seperti itu tidaklah sering terjadi. Bahkan sulit untuk diidentifikasi.
Studi yang dipublikasikan dalam boRxiv.org pda 5 Mei lalu, misalnya, menemukan mutasi pada duri virus SARS-CoV-2.
Varian baru ini lebih banyak ditemukan di Eropa dan AS dibanding China yang menjadi episenter Covid-19.
“Mutasi dan transmisi terjadi pada saat yang bersamaan,” tutur Louise Moncla, ahli epidemi evolusioner di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle.
Untuk memahami apakah sebuah mutasi mengubah cara kerja sebuah virus, ilmuwan membutuhkan beberapa kali eksperimen.
Selain memeriksa sekuens genetis dari pasien virus corona dari berbagai belahan dunia, para ilmuwan juga terbatas oleh peralatan di laboratorium.
Studi seperti ini butuh waktu. Sementara itu, kemungkinan mutasi virus corona dalam beberapa waktu ke depan tetap ada dan para ahli berusaha untuk menemukannya.
“Data menyebutkan bahwa kita tidak perlu khawatir, dan bagaimana kondisi yang mengharuskan kita untuk khawatir,” tutur Moncla.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Virus Corona Memang Bermutasi, tetapi Kita Tidak Perlu Panik
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR