Nakita.id - Penyesuaian untuk menyambut kehidupan baru semasa pandemi virus corona masih ramai jadi perbincangan.
Pemerintah meminta masyarakat untuk menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19 ini.
Di antaranya adalah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari agar meminimalisir penularan virus tersebut.
Seperti kita tahu, pemerintah sudah mengumumkan wacana untuk membuka kembali sederet fasilitas umum seperti sekolah dan mal.
Siswa dicanangkan anak kembali ke sekolah pada Juni/Juli 2020 nanti, meski hingga kini virus corona belum benar-benar hilang dari Indonesia.
Hal ini pun membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyiapkan strategi menyambut tahun ajaran baru.
Melansir dari Kompas.com, Nadiem Makarim bersama Kementerian Pendidikan mengaku sudah menyiapkan segala jenis skenario.
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah siap dengan semua skenario," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Rabu (20/5/2020).
Mantan pendiri perusahaan 'Gojek' ini menuturkan kalau Kemendikbud terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Dikatakan, keputusan Kemendikbud terkait format tahun ajaran baru akan merujuk pada kajian Gugus Tugas.
"Mohon menunggu, saya pun tidak bisa memberikan statement apapun keputusan itu, karena itu dipusatkan di Gugus Tugas. Tapi kami tentu terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas," jelasnya.
Meski muncul wacana sekolah akan dibuka kembali pada pertengahan tahun nanti, Nadiem mengaku belum bisa memberikan keterangan lebih jauh.
Pasalnya, ia masih menunggu kabar baik dari Gugus Tugas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan.
Hanya saja, jika bulan Juni-Juli mendatang kasus Covid-19 masih tinggi dan PSBB masih berlaku, maka pembelajaran jarak jauh masih tetap dilanjutkan.
”Sekolah dibuka kembali paling cepat pertengahan Juli 2020, tetapi harus dilihat kondisi pandemi Covid-19 ini."
"Kami hanya menyiapkan syarat dan prosedur. Terkait kondisi kesehatan dan keamanan terkait pandemi ini, itu ada di Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Kemdikbud Hamid Muhammad.
Skenario selanjutnya, Kemendikbud berencana membuka sekolah-sekolah secara parsial atau seusai kondisi daerah.
Jika sudah dinyatakan aman dari Covid-19, maka siswa akan diizinkan kembali belajar di sekolah.
Namun, harus ada kepastian yang didukung data bahwa daerah tersebut betul-betul aman Covid-19, keselamatan siswa harus menjadi prioritas utama. Sedangkan daerah yang belum aman tetap melanjutkan pembelajaran jarak jauh.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR