Nakita.id - Kasus penyebaran virus corona di China terkonfirmasi pada 2019 akhir.
Kota Wuhan disebut-sebut sebagai kota pertama yang terinfeksi penyakit corona.
Dilansir dari Kompas.com, orang pertama yang terinfeksi adalah pralansia berusia 55 tahun.
Para ilmuwan mencoba untuk memetakan pola penularan awal Covid-19 sejak pertengahan Januari 2020 lalu.
Baca Juga: Ingin Cegah Virus Penyakit? Yuk, Cek 5 Produk Pilihan di Tokopedia
Baca Juga: Ingin Nyaman Bersantai di Rumah, Simak Tips ala Tokopedia Ini!
Penyebarannya yang cepat hingga jatuhkan banyak korban jiwa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah virus corona telah menjadi pandemi global.
Imbas penularan virus corona membuat Wuhan dan kota lainnya di China layaknya kota mati.
Semua orang harus mengisolasi dirinya sendiri dan mengurung diri di dalam rumah masing-masing.
Mengisolasi diri untuk hindari penyebaran virus corona banyak membuat pasangan habiskan waktu bersama.
Baca Juga: Hidup Bersih Bebas Penyakit, Lebih Praktis Bersama Tokopedia
Namun anehnya, setelah terjadi penyebaran virus corona di Wuhan, banyak penduduk China yang justru mendaftarkan diri untuk lakukan perceraian.
Dikutip dari laman msn.com, di tengah laporan wabah corona yang hampir selesai, tingkat perceraian di China justru semakin meningkat.
Perubahan signifikan ini terjadi lantaran banyak pasangan yang habiskan waktu bersama di rumah selama isolasi.
Di Dazhou Provinsi Sichuan di China Barat Daya, manajer pendaftaran pernikahan mengatakan jika lebih dari 300 pasangan telah jadwalkan janji bercerai.
300 pasangan yang siap memutuskan bercerai bukanlah angka yang kecil.
Menurut laporan, pendaftaran tersebut masuk dan mulai sejak 24 Februari.
Lu Shijun menyebut jika tingkat perceraian di distriknya mengalami peningkatan setelah terjadi penyebaran virus corona.
"Tingkat perceraian (di distrik) telah melonjak dibandingkan dengan sebelumnya (wabah corona)," jelasnya.
Menurutnya alasan mendasar yang membuat pasangan memutuskan bercerai lantaran adanya argumen panas atau perbedaan pendapat yang mungkin terjadi dalam rumah tangga.
Muncul permasalahan kecil membuat mereka langsung memutuskan untuk bercerai.
"Orang-orang muda habiskan banyak waktu di rumah, mereka cenderung masuk argumen panas karena sesuatu yang remeh dan buru-buru untuk bercerai," tambah Lu.
Pejabat China mengatakan jika peningkatan tajam atas permintaan perceraian ini disebabkan oleh kenyataan bahwa mereka telah habiskan waktu terlalu lama selama dikarantina.
Diketahui sebelumnya, kota-kota di sekitar China telah memerintahkan warganya isolasi diri selama lebih dari sebulan.
Hal ini dilakukan semata untuk mencegah penyebaran virus corona.
Meningkatnya jumlah perceraian setelah wabah virus corona, membuat para ilmuwan berdebat tentang apakah menghabiskan waktu dalam jarak dekat bermanfaat bagi pasangan.
Source | : | kompas,msn.com |
Penulis | : | Ela Aprilia Putriningtyas |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR