Nakita.id.- Semua Moms pasti mengharapkan buah hati yang dikandungnya tumbuh sehat dan sempurna.
Bisa dibayangkan betapa tak karuannya perasaan ini ketika dokter obgin menyatakan janin di kandungan tak mengalami perkembangan. Duh!
Janin tak berkembang atau sering diistilahkan dengan pertumbuhan janin terhambat (PJT) adalah kondisi ukuran atau berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Dokter obgin akan memberikan penilaian tersebut setelah melakukan dua kali pengukuran melalui pemeriksaan USG.
BACA JUGA: Moms, Kenali Perubahan dan Perkembangan Janin di Usia 15-18 Minggu
"Umumnya, yang dilihat melalui pemeriksaan USG adalah ukuran kepala dan perut janin. Hasil pengukuran ini, kemudian dibandingkan dengan tabel atau grafik pertumbuhan untuk memperkirakan berat janin," kata dr. Dinda Derdameisya, SpOG dari Brawijaya Women & Children Hospital Jakarta
Kondisi PJT dapat terjadi baik di trimester 1, 2, maupun 3. Misalnya, pada minggu ke-14 berat janin saat diperiksa hanya mencapai berat janin pada usia 7—8 minggu.
Dokter akan kembali mengukur berat janin dua minggu berikutnya. Jika dua minggu setelahnya, ternyata berat badan janin tidak juga mencapai berat ideal, artinya Moms mengalami PJT.
Selain melalui USG, Moms juga dapat diduga mengalami PJT jika pada akhir trimester kedua tidak mengalami kenaikan berat badan atau ukuran perut Moms tidak bertambah besar.
Namun, penilaian berdasarkan pengukuran berat badan dan perut Moms ini tidak seakurat pemeriksaan USG.
Mengapa terjadi PJT? Sebagian besar kondisi PJT yang terdeteksi pada trimester 2, biasanya terjadi karena janin tidak memperoleh oksigen dan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya.
Disamping itu, PJT juga dapat terjadi karena kelainan genetik pada janin.
Berikut ini faktor-faktor yang umum menyebabkan PJT:
# Penyakit bawaan pada Moms.
Moms mengidap penyakit jantung, asma, TB (tuberkulosis), tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, atau diabetes.
Penyakit-penyakit kronik ini juga berpotensi menyebabkan preeklamsia pada trimester 2, sehingga pertumbuhan janin terhambat.
BACA JUGA: Cuci Wajah dengan Cara Ini, Kulit Kendur dan Kerutan Akan Hilang!
# Infeksi selama kehamilan.
Infeksi virus, bakteri, dan protozoa; yang paling sering adalah infeksi rubela dan sitomegalovirus (CMV).
# Kelainan plasenta.
Plasenta yang mengantarkan oksigen dan nutrisi pada janin bisa terganggu fungsinya jika mengalami kelainan, semisal plasenta menempel terlalu rendah pada rahim (plasenta previa) atau bahkan terlepas dari rahim sebelum persalinan tiba (abrupsio plasenta).
# Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom, seperti sindrom Down atau kelainan bawaan lainnya.
# Janin terpapar zat berbahaya.
Kebiasaan merokok, mengonsumsi narkoba, dan minum minuman keras dapat membuat janin terpapar zat berbahaya.
# Kehamilan kembar.
Janin kembar dua atau lebih akan berkompetisi memperoleh nutrisi dan oksigen melalui plasenta sehingga salah satu janin dapat mengalami PJT.
# Malnutrisi pada Moms.
Bila Moms kekurangan gizi dan memiliki pola makan yang buruk tentu akan berdampak pada janin, salah satunya bisa mengakibatkan PJT.
BACA JUGA: Jangan Lagi Bangun Kesiangan Moms, Bisa Berisiko Kematian Dini!
Setelah Moms terdeteksi mengalami PJT, melalui pemeriksaan USG, dokter obgin akan memeriksa apakah ada penyumbatan aliran darah dari plasenta ke janin.
Jika pertumbuhan janin tidak sesuai grafik, tetapi aliran darah dari plasenta masih cukup memadai, janin masih dapat dipertahankan dalam rahim hingga cukup matang untuk dilahirkan.
Dokter memeriksa apa penyebab sumbatan alirah darah tersebut dan memberikan penanganan yang sesuai.
Misalnya, PJT pada trimester 2 paling sering disebabkan oleh preeklamsia. Kondisi ini umumnya terdeteksi pada akhir trimester 2 dan pada awal trimester 3 di minggu ke-28 kehamilan.
Dokter akan meminta Moms melakukan pemeriksaan tekanan darah dan kadar protein dalam urine.
Bila Moms positif terkena preeklamsia, dokter akan memberikan obat untuk mengontrol tekanan darah.
Moms pun dianjurkan mengurangi aktivitas agar menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah ke plasenta.
Atau, jika malnutrisi Moms yang diduga menjadi penyebab PJT, dokter akan membantu Moms memperbaiki pola makan dan asupan gizi.
Setelah itu, dokter akan memonitor kondisi janin dengan intens.
BACA JUGA: Sepele, Ternyata 5 Kebiasaan Ini Bikin Wajah Tak Cantik dan Tak Segar!
Jika tak ada perkembangan atau janin dinilai terancam meninggal dalam kandungan, dokter obgin akan merekomendasikan janin secepatnya dilahirkan melalui operasi sesar.
Bila dilahirkan di bawah 37 minggu, bayi prematur akan disokong peralatan medis dan pemberian nutrisi untuk membantu pematangan organ-organ vitalnya agar bisa bertahan hidup. (*)
Source | : | Tabloid Nakita,pregnancyandbaby.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR