Nakita.id - Memiliki bayi merupakan suatu anugerah bagi para Moms.
Bayi berkomunikasi melalui tangisan untuk menyampaikan apa yang ia rasakan dan inginkan.
Ketika bayi seringkali menangis, pada umumnya Moms akan berusaha menenangkannya dengan berbagai hal.
Salah satunya dengan menggendong dan mengayun bayi.
Hal itu boleh-boleh saja. Meski begitu, Moms sebaiknya tidak mengayun bayi kelewat keras? Ini alasannya.
Ukuran kepala bayi cenderung lebih besar dibanding tubuhnya dan memiliki leher yang lemah, sehingga tidak bisa menahan tekanan akibat guncangan.
Otak bayi juga sangat rapuh, saat diayun otak dapat membentur tulang tengkorak.
Baca Juga: Haruskah Pakaian Si Kecil Dicuci Menggunakan Detergen khusus Bayi? Berikut Penjelasannya
Sehingga menyebabkan lebam, bengkak, sampai perdarahan di otak atau retina mata.
Mengayun bayi merupakan salah satu penyebab atau pemicu terjadinya shaken baby syndrome.
Apa itu shaken baby syndrome?
Menurut Centers of Disease Control and Prevention yaitu bentuk trauma keras pada kepala (abusive head trauma) dan bentuk luka traumatik pada otak yang di akibatkan oleh orang lain secara sengaja (inflicted traumatic brain injury).
Adapun akibat dari shaken baby syndrome ialah mengalami pendarahan pada otak, kebutaan, cidera pada bagian leher dan tulang belakang, dan kerusakan retina.
Baca Juga: Salah Membedong Bayi dapat Berbahaya, Berikut Tipsnya yang Tepat dan Aman
Shaken baby syndrome paling sering terjadi pada bayi berusia kurang dari 1 tahun karena mereka lebih sering menangis.
Meskipun begitu, shaken baby syndrome dapat terjadi pada anak usia berapa pun.
Akan tetapi biasanya kebanyakan akibat-akibat tersebut kadang tidak nampak.
Untuk itu, Moms harus pandai-pandai mengenali gejala shaken baby syndrome yaitu:
1. Terjadi tangisan yang melengking pada bayi, karena ia merasakan sakit yang dahsyat di kepalanya.
2. Bayi kejang-kejang.
3. Warna kulit bayi menjadi pucat.
4. Melemahnya daya hisap bayi terhadap makanan atau ASI.
5. Sesak napas dan menggigil yang cukup lama,
Karena itu, hindarilah mengayun bayi dengan terlalu keras agar bayi terhindar dari goncangan yang berakibat pendarahan otak.
CARA MENGAYUN BAYI YANG AMAN
Terdapat beberapa tip yang aman bila Moms ingin mengayun Si Kecil di antaranya:
1. Jika ingin mengayun, perhatikanlah posisi bayi, sebaiknya posisinya jangan melengkung.
2. Memperhatikan material yang di gunakan untuk ayunan, sebaiknya menggunakan material yang terbuat dari kain masih lebih aman.
Dari pada ayunan yang terbuat dari kayu, karena ayunan yang tebuat dari material kayu dapat mengakibatkan bayi terguling dan jatuh.
3. Gerakan ayunan Si Kecil perlu di perhatikan, mengayunlah secara perlahan-lahan
4. Agar aman saat di ayun: hindari meninggalkan bayi terlalu lama di ayunan, jangan biarkan anak kecil atau kakak dari si bayi mengayun tanpa sepengatahuan kedua orangtua.
Hindari benda-benda keras berada di dekat tempat ayunan bayi, di khawatirkan saat mengayun terbentur dan terkena sang bayi.
Selain itu, perlu diingat semua bayi menangis.
Bayi biasanya menangis karena lapar, lelah, popok basah, takut, sakit, atau membutuhkan perhatian.
Baca Juga: Kulit Sensitif Bayi Butuh Perawatan Ekstra, Ini 5 Hal yang Wajib Moms Perhatikan
Merupakan hal yang normal bila bayi sehat menangis setiap 2-3 jam.
Jika Moms sudah mencoba memberi perhatian, memberi makan, mengganti popok, namun bayi tetap menangis, ingatlah: seberapa pun lelah, marah, dan frustasinya Moms, jangan pernah mengayun atau mengguncang tubuh bayi!
Yang mereka butuhkan adalah perhatian dan kasih sayang.
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR