Dalam bahasa medis dikenal dengan istilah Intraventricular Hemorrhage (IVH), disebut juga perdarahan intraventrikular alias perdarahan di otak yang terjadi pada bayi prematur, terutama yang lahir sebelum usia kandungan 32 minggu. Perdarahan biasanya terjadi pada tiga hari pertama kehidupan dan umumnya didiagnosis dengan pemeriksaan USG.
Kebanyakan perdarahan otak yang terjadi ringan dan sembuh sendiri tanpa atau dengan sedikit efek samping lanjutan. Namun, perdarahan yang parah dapat menyebabkan struktur ventrikel otak berkembang pesat terisi cairan, sehingga otak tertekan dan dapat mengakibatkan kerusakan otak seperti cerebral palsy, gangguan belajar, serta masalah perilaku.
5. Gangguan Hiperbilirubinemia
Bahasa awamnya adalah bayi kuning. Hiperbilirubinemia terjadi karena kadar bilirubin terlalu tinggi, ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning (bayi kuning). Bilirubin adalah pigmen kuning yang memang ada pada sel darah kita. Hiperbilirubinemia lebih umum terjadi pada bayi prematur dibandingkan pada bayi lahir cukup bulan.
Tingkat bilirubin yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak sehingga bayi kuning harus dirawat dengan cepat sebelum bilirubin mencapai tingkat berbahaya. Bayi kuning ditempatkan di bawah lampu biru khusus yang membantu tubuh menghilangkan bilirubin. Pada kasus yang parah, transfusi harus dilakukan untuk mengganti darah bayi dengan darah baru yang sehat.
Baca juga: Setiap 31 Detik, Ada Bayi Prematur Yang Meninggal
6. Gangguan Retinopati Prematuritas (ROP)
ROP adalah pertumbuhan abnormal pembuluh darah di mata yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Hal ini terjadi terutama pada bayi yang lahir sebelum 32 minggu kehamilan. ROP didiagnosis ketika bayi diperiksa oleh dokter mata.
Kebanyakan kasus yang ringan dan sembuh sendiri dengan sedikit atau tanpa kehilangan penglihatan. Dalam kasus yang lebih parah, dokter mata dapat mengobati pembuluh abnormal dengan laser atau dengan cryotherapy (pembekuan) untuk melindungi retina dan memertahankan penglihatan.
7. Gangguan Anemia
Dalam beberapa minggu pertama kehidupan, bayi tidak membuat banyak sel darah merah baru. Selain itu, sel darah merah bayi memiliki masa hidup yang lebih pendek daripada orang dewasa. Hal tersebut menyebabkan banyak bayi prematur kekurangan jumlah sel darah merah yang diperlukan untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Kondisi yang disebut anemia ini mudah didiagnosis dengan menggunakan tes hitung sel darah merah di laboratorium. Beberapa bayi prematur, terutama yang beratnya kurang dari 1.000 g, membutuhkan transfusi sel darah merah.
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | je |
KOMENTAR