Darah setelah melahirkan
Jumlah darah terbesar yang mungkin pernah Ibu lihat akan terjadi setelah kelahiran. Tahap ketiga persalinan adalah saat plasenta diberikan, setelah itu ada area terbuka yang tertinggal di dalam rahim tempat melekatnya plasenta.
Baca juga : 3 Tanda Perdarahan Saat Hamil yang Perlu Diwaspadai
Daerah ini penuh dengan pembuluh darah yang memasok plasenta dan sekarang area ini harus disempitkan kembali untuk menghentikan aliran darah.
Rahim berkontraksi turun untuk menutup pembuluh darah di tempat plasenta, tapi jika ada sedikit plasenta yang masih tertinggal di dalam, atau rahim Ibu lelah sejak lahir dan tidak dapat berkontraksi, maka Ibu akan mengeluarkan banyak darah.
Jika Ibu terlihat seperti kehilangan banyak darah (ada yang lebih dari 500 ml), staf kesehatan akan memberi cairan intravena dengan menambahkan sintosinon (bentuk sintetis dari hormon oksitosin), yang mendorong rahim berkontraksi dengan ketat dan menghentikan perdarahan.
Terkadang, perdarahan bukan berasal dari rahim tapi dari pembuluh darah yang telah robek saat lahir dan bidan atau dokter akan memperbaiki luka tersebut dengan jahitan untuk mengendalikan perdarahan.
Baca juga : 10 Hal yang Bisa Memicu Perdarahan Usai Bersalin
Beberapa hari setelah melahirkan, Ibu masih mengeluarkan darah dengan jumlah yang sama seperti hari pertama menstruasi. Lalu kemudian darah akan berhenti.
Ibu akan melihat bahwa warna darah berubah dari merah terang ke merah cokelat tua lalu sedikit merah muda.
Kehilangan darah berlangsung selama empat sampai enam minggu untuk kebanyakan ibu, tapi hal ini sangat bervariasi.
Perdarahan adalah pengingat baik bahwa Ibu baru saja melahirkan dan perlu bersikap lembut terhadap diri sendiri.
Jika sudah banyak berdarah setelah melahirkan, tingkat hemoglobin (Hb) akan diperiksa. Jika rendah, banyaklah istirahat, minum vitamin zat besi dan diet seimbang untuk mengembalikan kondisi normal dalam beberapa minggu. (*)
Penulis | : | Puri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR