Nakita.id - Beberapa waktu lalu, Uya Kuya menantang Barbie Kumalasari untuk membuktikan apakah jam tangan yang dimiliki asli atau palsu.
Namun, Kumalasari saat itu kekeh jika jam tangannya asli.
Penasaran, Uya Kuya sempat bertanya soal berapa harga jam tangan Kumalasari.
"Ini gue beli Rp 130 juta di Eropa, di Rolex-nya langsung," jawab Kumalasari dilansir dari tayangan di kanal YouTube Uya Kuya.
Tak disangka, saat dibawa ke gerai jam bermerek tersebut, jam tangan Barbie Kumalasari terbukti palsu.
"Tu mesin kuning, mesin mido, pegang aja rasanya juga udah beda, palsu lah," ujar si pemilik toko.
Sebelumnya, Uya Kuya memberikan tantangan jika jam tangan Kumalasari palsu, maka ia harus mengenakan celana pendek di lampu merah.
Karena jam tangan Kumalasari terbukti palsu, Kumalasari rela gunakan celana pendek dan menampakkan dirinya di lampu merah.
Tak sekedar berdiri, Kumalasari juga ditantang untuk menyanyikan lagunya "Cinta Sejati".
Setelahnya, Kumalasari juga ditantang untuk membuktikan keaslian tas yang ia kenakan saat itu.
Saat itu, Kumalasari mengenakan tas kecil dengan merek Louis Vuitton.
Baca Juga: Perut Hamil Puput Nastiti Devi Terlihat Makin Besar, Ahok Akhirnya Bocorkan Nama Calon Anaknya
Saat sampai di sebuah toko tas bermerek, sang pemilik toko langsung mengecek keaslian tas Kumalasari tersebut.
Katanya, tas asli dari sebuah merek akan bisa dideteksi dari baunya, jahitannya tak sama karena dijahit menggunakan tangan dan ada kode kecil di dalam tas yang menunjukkan data dari tas tersebut.
Setelah dilakukan pengecekkan, pemilik toko tersebut menyebutkan jika tas Kumalasari asli dari Louis Vuitton.
"Ini barangnya asli ya," ujar sang pemilik toko.
Mengetahui hal itu, Uya Kuya kaget dan harus melakukan tantangan yang diberikan oleh Kumalasari.
Uya Kuya harus bertelanjang dada menggunakan celana pendek yang Kumalasari kenakan dan bernyanyi di lampu merah.
Wah, meskipun Kumalasari punya barang KW ia juga punya barang asli ya, Moms.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR