Nakita.id - Indonesia menjadi negara keempat di dunia dengan kepadatan penduduk terbesar.
Populasi penduduk di Indonesia pun sudah mencapai 267 juta jiwa, Moms.
Hal inilah yang mendasari hadirnya program Keluarga Berencana (KB) yang diinisiasi oleh pemerintah.
Pemerintah pun menggaungkan untuk setiap pasangan cukup memiliki dua orang anak dalam keluarga agar tak banyak terjadi lonjakan penduduk yang semakin besar.
Selain itu, program KB ini juga bisa dilakukan untuk mengatur jarak kelahiran anak, Moms.
Kehamilan menjadi perhatian besar dalam kehidupan seorang perempuan.
Kehadiran seorang anak dalam kehidupan pernikahan adalah hal yang didambakan oleh setiap pasangan.
Namun ada beberapa orang yang menunda kehamilan dengan berbagai alasan, mulai membereskan studi terlebih dahulu, menikmati masa berdua, dan masih banyak lagi .
Baca Juga: Tak Hanya di Tangan Perempuan, KB Juga Bisa Dilakukan Oleh Lelaki Lewat Cara Ini!
Hal tersebut adalah wajar dilakukan setiap keluarga.
Penggunaan alat kontrasepsi pun menjadi pilihan agar kelahiran dapat lebih terencana.
Kontrasepsi merupakan pengaturan kelahiran yang kemudian biasa digunakan untuk membuat perencanaan keluarga yang matang.
Pilihan alat kontrasepsi pun ada banyak, mulai yang paling mudah ditemui hingga yang harus dengan resep dokter.
Mulai alat kontrasepsi jenis penghalang yaitu kondom yang bisa digunakan dalam sekali pakai dan mudah ditemui di banyak tempat.
Kontrasepsi hormonal jangka panjang seperti IUD dan Implan.
Alat kontrasepsi hormonal yang harus digunakan rutin seperti suntik dan pil KB.
Juga alat kontrasepsi darurat post coital yang biasa disebut dengan pil darurat atau morning-after pill.
Hingga alat kontrasepsi yang dilakukan secara permanen dengan disteril.
Berbagai jenis alat kontrasepsi ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dengan efektivitas yang berbeda.
Lalu manakah alat kontrasepsi yang paling efektif, Moms?
Berikut penjelasannya menurut Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
1. Pil KB
Pil KB merupakan salah satu alat kontasepsi hormonal yang harus rutin dikonsumsi setiap satu kali sehari.
Menurut penjelasan PKBI, ini merupakan pil dengan kombinasi hormon estrogen dan progestin (atau progestin saja) yang mampu mencegah proses konsepsi.
Untuk bisa mendapatkan pil ini, Moms memerlukan resep dokter dan harus dikonsumsi sehari sekali kecuali pada minggu tertentu.
Efektivitas penggunaan pil KB untuk pencegahan kehamilan ini sekitar 90-99%, Moms.
2. Implan
Implan merupakan tabung kecil yang mengandung progestin yang ditanam pada bagian dalam lengan atas.
Cara kerjanya, implan atau susuk KB ini bisa didapatkan di klinik kesehatan reproduksi, Moms.
Setelah pemasangan implan, Moms tidak perlu melakukan pemeriksaan rutin.
Penggunaannya pun bisa sampai tiga tahun dengan efektivitas sebesar 99%.
3. IUD/KB Spiral
IUD atau kontrasepsi spiral ini berbahan plastik atau tembaga yang berbentuk T.
Alat kontrasepsi ini digunakan dengan cara diletakkan dalam rahim.
Pemasangan IUD dilakukan oleh dokter atau tenaga medis seperti bidan melalui vagina.
Penggunaan IUD sendiri ini bisa antara 3-12 tahun.
IUD diangap cukup manjur dengan efektivitas 99%.
4. Pil Darurat/Morning-After Pill
Pil kontrasepsi darurat atau yang akrab disebut morning-after pill ini merupakan alat kontrasepsi yang bisa digunakan saat darurat.
Pil ini bisa dikonsumsi jika terjadi kegagalan kontrasepsi saat berhubungan seksual.
Baca Juga: Pil KB Picu Flek Hitam di Wajah, Ini Penyebab dan Cara Memudarkannya!
Atau saat melakukan hubungan intim tanpa pengaman, seperti kondom, Moms.
Namun, pil darurat ini hanya efektif digunakan dalam 3-5 hari setelah berhubungan seksual.
Efektivitas penggunaannya mencapai 58-95%.
Meski efektif mencegah kehamilan, pil ini sangat tidak disarankan dikonsumsi dalam jangka panjang.
Seperti namanya, pil ini hanya dianjurkan dikonsumsi di saat darurat.
Menilik dari penjelasan di atas, semua alat kontrasepsi di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Ada bermacam-macam kontrasepsi yang bisa disesuaikan dengan setiap kondisi Moms dan Dads.
Penggunaannya pun tergantung dengan kebutuhan dan perencanaan kehamilan yang akan Moms lakukan.
Sebaiknya konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan.
Source | : | Liputan ICIFPRH di Jogja |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR