Nakita.id - Tanah Air sedang dirundung duka atas kepergian Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie untuk selamanya.
Presiden Republik Indonesia ke-3 ini mengembuskan napas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto pada Rabu (11/9/2019) lalu.
Jenazah telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan pada Kamis (12/9/2019) kemarin.
Ia dikebumikan tepat di samping makam cinta sejatinya Hasri Ainun Besari yang dulu berpulang pada 22 Mei 2010 lalu.
Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936 ini meninggal karena penyakitnya.
Nama BJ Habibie tak hanya di kenal di Tanah Air, melainkan juga di manca negara.
Prestasinya di bidang dirgantara membuat BJ Habibie selalu mendapatkan sorotan internasional.
Begitu pula dengan kabar kematian pria berumur 83 tahun ini.
Berita meninggalnya BJ Habibie dimuat di sejumlah portal berita internasional seperti Washington Post, The Star, dan Strait Times.
Baca Juga: Timbulkan Plak Yang Menyebabkan Karies Gigi, Kebiasaan Anak Minum Susu Botol Ini Harus Dihindari
Media-media besar tersebut juga ikut berkabung dan mengenang sosok BJ Habibie.
"Kepemimpinannya paling singkat di pemerintahan Indonesia, tapi sangat transformatif," tulis Washington Post.
"Sebagai seorang insinyur di Indonesia, Belanda dan Jerman, Habibie menghabiskan dua dekade bekerja di bidang dirgantara Jerman 'Messerschmitt-Boelkow-Blohm'."
"Sebelum akhirnya kembali ke Indonesia di tahun 1974 untuk membantu Suharto membenahi industri ekonomi di negara tersebut," sambungnya.
Media itu juga menyebutkan jasa-jasa BJ Habibie seperti menerapkan sistem demokrasi bagi Indonesia dan mencabut larangan 'bicara' bagi etnik tertentu.
"Ayah Habibie adalah orang asli Sulawesi, sedangkan ibunya adalah bangsawan keturunan Jawa dari Kesultanan Yogyakarta.
"Istrinya, Hasri Ainun Habibie, yang merupakan dokter medis, meninggal di tahun 2010," tulis Strait Times.
Media Singapura ini menyebut kalau wakil perdana menteri mereka, Teo Chee Hean yang sedang berada di Jakarta memberikan penghormatan terakhir untuk sang mantan presiden.
"Dia akan dikenang memimpin Indonesia di masa sulit, cintanya kepada negara, semangatnya di bidang dirgantara dan ketegarannya menghadapi publik," tulis Teo Chee Hean dalam unggahan Facebooknya.
Source | : | Washington Post,Strait Times |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR