Pria yang tidak lagi bahagia dengan istrinya atau sedang jatuh dalam kesulitan dapat dengan mudah melelang pasangannya ke pasar.
Penjualan istri ini dianggap sebagai alternatif yang lebih mudah dibandingkan dengan bercerai.
Baca Juga: Terungkap Bukan Reino Barack, Ternyata Ariel NOAH Salah Satu Lelaki yang Buat Luna Maya Menangis
Perceraian sendiri membutuhkan Undang-Undang Parlemen dan izin dari sebuah gereja dengan biaya $ 15.000 atau sekitar Rp200 juta.
Karena pada zaman itu laki-laki sekelas pekerja tidak akan mampu membayar harga itu maka “kepemilikan” istrinya akan dilelang umum di pasar ke penawar tertinggi.
Ternyata wanita yang ingin meninggalkan pernikahannya juga bisa meminta suami untuk menjualnya.
Jika tidak suka dengan penawar tertingginya maka ia punya hal untuk menolak dan berdiskusi dengan suaminya.
Source | : | History Daily |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR