Tak menyangka bahwa anaknya akan menjadi seorang abdi negara, terlebih sebelumnya Rahmad hanya bekerja di perusahaan farmasi.
"Kan image masyarakat jadi polisi kan pakai duit ratusan juta. Jangankan ratusan juta, kalau mama enggak dorong gerobak, enggak bisa punya duit," kata Komariah seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Bahkan, Rahmad memiliki keinginan untuk mematahkan stigma yang beredar bahwa hanya orang-orang 'berada'-lah yang berhasil masuk ke kepolisian, dan Rahmad berhasil.
Baca Juga : Kisah Cinta Sejati, Pria Ini Rela Menunggau 43 Tahun Agar Bisa Nikahi Wanita Pujaan
Keberhasilan Rahmad karena kegigihan dan niat serta kerja kerasnya selama ini.
"Jadi kalau masuk kerja sore, paginya dia ini lari ke Halim, kalau saya libur dorong gerobak ya saya ikutin, saya liatin," ujar Komariah dikutip dari Kompas.com.
Selama melakukan serangkaian latihan, Rahmad mencoba mendaftar dan diterima sebagai siswa Bintara Polri pada April 2018 dan memulai pendidikan sejak Agustus.
Pada saat dua bulan pertama, Rahmad mengikuti pendidikan dasar Bhayangkara (Dasbhara). Kala itu ia sempat merasa kecewa karena namanya tak terpanggil sebagai bintara terbaik.
"Sudah dari ketika Dasbhara nama saya enggak dipanggil, lalu mencoba untuk berusaha terus gimana caranya nama saya harus dipanggil menjadi yang terbaik," ujar Rahmad setelah upacara pelantikan.
Melansir dari Kompas.id, Komariah merasa bangga atas prestasi anaknya.
Source | : | Kompas.com,kompas.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR