“Saat hal ini terjadi, kedua belah pihak tidak dapat mencerna informasi baru dan kehilangan kemampuan menyadari lelucon serta kreativitas,” lanjutnya.
Tak hanya bersuara tinggi dalam argumen, gestur-gestur tertentu juga muncul saat situasi ini terjadi.
Antara lain mengerlingkan mata dengan tatapan merendahkan, atau mengangkat bibir atas membentuk seringai mengejek.
Baca Juga : Selamat Kakak Kandung Nia Ramadhani Melahirkan, Intip Potret Imut Bayinya
Ini memperlihatkan tendensi merendahkan dan jijik, menunjukkan jika Moms atau pasangan merasa lebih tinggi derajatnya.
Jika Moms dan pasangan terus berargumen dalam situasi ini, akhirnya masalah tak akan terselesaikan dan berujung memperkeruh keadaan.
Ini dapat memicu pertikaian dan memperbesar risiko perceraian.
Source | : | Woman's Day |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR