Nakita.id - Pernahkah Moms merasa nyeri atau sakit saat berhubungan intim dengan Dads?
Rasa nyeri atau sakit ketika berhubungan seksual mungkin sering dirasakan oleh sebagian wanita.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, hampir 3 dari 4 wanita akan mengalami rasa sakit saat berhubungan seksual.
"Intinya adalah saya pikir sebagian besar wanita yang aktif secara seksual mengalami sakit saat berhubungan seks pada suatu saat dalam kehidupan mereka," kata ahli urologi Dr. Cheryl Iglesia, dilansir dari medicaldaily.com.
Baca Juga : Dulu Lahir Prematur dan Ditemukan di Toilet, Momen Venna Melinda Suapi Anak Angkatnya Banjir Pujian
Tentu Moms kerap bertanya-tanya, apakah rasa nyeri atau sakit tersebut menjadi tanda adanya masalah pada organ vital?
Iglesia menjelaskan, hal itu tergantung pada dua faktor yaitu seberapa sering rasa nyeri terjadi dan seberapa parah rasa sakitnya.
"Jika Anda hanya mengalami sedikit rasa sakit dan hanya sesekali, sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tetapi bila terjadi setiap saat, tujuh, delapan, atau sembilan pada skala rasa sakit, maka Anda harus menemui dokter," katanya.
Istilah medis yang menggambarkan rasa sakit berulang selama dan setelah berhubungan seks ini disebut dispareunia.
Rasa sakit ini dapat menetap atau bahkan memburuk saat berhubungan seksual.
Menurut Dr. Kirtly Parker Jones dari Universitas Utah, rasa sakit bisa terjadi pada saat pertama kali berhubungan seksual.
Baca Juga : Malam-Malam Dipanggil ke Rumahnya, Ternyata Ibu Ridwan Kamil Sampaikan Pesan Sedih Ini di Meja Makan
Hal ini karena jaringan-jaringan semakin melebar ketika berhubungan intim untuk pertama kalinya.
Akan tetapi, jika rasa sakit atau nyeri terus terjadi secara berulang, maka perlu konsultasi dengan dokter, untuk mengetahui apakah terjadi infeksi.
"Wanita yang memiliki infeksi ragi, beberapa wanita dengan infeksi menular seksual seperti gonore dan klamidia, ini adalah situasi di mana seseorang bisa merasa sakit saat berhubungan intim," ungkap Jones.
Organ intim yang kering atau kurangnya menggunakan pelumas berbahan dasar minyak menjadi salah satu penyebab paling umum dari hubungan seksual yang menyakitkan.
Meski ada hubungan terkait dengan 'foreplay' yang tidak memadai, namun ada banyak kemungkinan lain yang menjadi pertimbangan.
Meliputi menopause, kontrol kelahiran hormonal, menggunakan produk vagina yang berbahaya, atau obat-obatan tertentu yang dapat berkontribusi pada kekeringan vagina.
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Penerapan Gaya Tidur Bayi Baru Lahir, Sesuaikan dengan Kenyamanan dan Keamanan
Tidak hanya itu saja, Moms juga harus memerhatikan rasa sakit tersebut jika hanya memengaruhi satu area saja.
Misalnya, nyeri vulva yang mungkin merupakan gejala vulvodynia atau infeksi kulit.
Tetapi jika rasa sakit yang Moms rasakan berada di dalam panggul, itu mungkin disebabkan oleh endometriosis, fibroid, atau bahkan sembelit.
Apabila Moms mengalami rasa kejang atau mengetahui pembukaan vagina berkontraksi dengan kuat, rasa sakit ini mungkin terjadi karena vaginismus.
Dalam beberapa kasus, ini bisa bersifat psikologis, yang mungkin terkait dengan pelecehan seksual di masa lalu atau ketakutan akan berhubungan seksual.
Namun apapun penyebabnya, dokter kandungan biasanya akan menyarankan untuk mengobati dispareunia dengan bantuan pengobatan dan terapi.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi wanita untuk mengetahui dan memaparkan rasa sakit yang dirasakan saat berhubungan intim.
Sebaiknya jangan mengabaikannya, karena pada akhirnya akan memengaruhi hubungan seksual.
Baca Juga : #WelcomeMyLovelyBaby: Memahami Pola Tidur Bayi Baru Lahir, Ketahui Siklus Tidur Bangun Bayi
Source | : | medicaldaily.com |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR